Senin, 07 Desember 2009

Spirit Baru Busana Muslim


Kini, penggunaan busana muslim tidak hanya terbatas pada acara pengajian atau hari raya umat Islam saja. Menutup rapat seluruh bagian tubuh yang dianggap aurat telah menjadi gaya berbusana sebagian besar wanita muslim di tanah air.

Meski demikian keinginan para muslimah untuk menutup diri tersebut tak terlepas dari keinginan untuk tetap tampil modis dan penuh gaya. Hal itu mendorong para perancang untuk terus berkreasi mencari bentuk-bentuk baru yang kaya alternatif. Sehingga bila bicara tentang busana muslimah, pilihan tidak hanya terpaku pada gamis, busana bergaya tunik atau abaya penuh payet, bermanik, dan berbordir.


Para perancang yang tergabung dalam Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) selama beberapa tahun terakhir ini rutin menggelar peragaan busana untuk menyajikan tren mode busana muslim terkini. Tahun ini, 10 perancang APPMI menggelar acara bertajuk Sutera Ramadhan - The New Idul Fitri 2008 Collection.

Dalam peragaan yang berlangsung di The Cascade Lounge Hotel Mulia, Jakarta (21/7), ditampilkan busana berpotongan tunik hingga bergaris
empire line. Meski serba tertutup tapi para perancang tetap mengedepankan unsur kenyamanan dan kepraktisan, sehingga berkesan ringan.

Salah seorang desainer, Nuniek Mawardi, anggota APPMI dari Jawa Barat, menampilkan busana muslim bertema "Exo Playism" yang terinspirasi dari keindahan tenun ikat Nusa Tenggara Timur dan warna-warni fantastik lukisan Mesir Kuno. Kombinasi warna tenun ikat NTT tampil dalam paduan toska, hijau, biru, dan ungu dengan merah, fuschia, kuning, dan oranye.


"Saya memang ingin menampilkan busana yang dinamis, nggak berlebihan, tapi tidak minimalis," katanya disela acara pergelaran. Busana yang ditampilkan pun terlihat
chic, berupa tunik-tunik selutut yang dipadankan dengan legging rajutan yang unik.

Desainer lain yang sore hari itu menggelar rancangannya, diantaranya Hannie Hananto, Jeny Tjahyawati, Merry Pramono, Adi Medina, Toera Imara, Ade Listiyani, Lia Afif, Nuniek Mawardi, Herman Nuari, dan Raizal Rais.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar